Minggu, 15 November 2009

ANALISIS SISTEM

Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem menjadi komponen-komponennya dengan tujuan untuk mempelajari seberapa baik komponen tersebut bekerja dan berinteraksi dalam mencapai tujuan. Desain sistem adalah pelengkap teknik pemecahan masalah yang mengumpulkan kembali bagian-bagian komponen dari suatu sistem dan kemudian memperbaiki sistem tersebut dengan menambahkan, menghapus dan mengubah potongan tersebut sehingga berubah dibandingkan sistem awal.
Analisis sistem adalah konsep yang menggambarkan fase awal dari pengembangan sistem. Pada umumnya, tidak ada definisi yang dapat diterima secara universal mengenai analisis sistem, dan pada kenyataannya tidak ada kesepakatan mengenai kapan analisis sistem berakhir dan kapan desain sistem dimulai.
Analisis sistem informasi didefinisikan sebagai fase pengembangan dalam suatu proyek yang memfokuskan pada masalah bisnis, independen terhadap teknologi yang dapat digunakan/implementasikan sebagai solusi terhadap masalah tersebut.
Analisis sistem dikendalikan oleh pemilik sistem dan pengguna sistem. Karenanya diperlukan blok DATA, PROCESS, dan INTERFACE dari pemilik sistem dan pengguna sistem sesuai pandangan masing-masing dalam hal masalah bisnis. Sistem Analyst menyediakan fasilitas analisis sistem. Dokumentasi dan pengiriman dilakukan oleh analisis sistem dan tersimpan di dalam repository.
Repository adalah lokasi dimana Sistem Analysts, Desain sistemers, dan Sistem Builders menyimpan dokumentasi/data dari satu atau lebih sistem/proyek. Repository dapat dibuat untuk proyek tunggal atau lebih proyek/sistem. Pada umumnya, Repository diimplementasikan sebagai kombinasi dari :
• Petunjuk jaringan dari Word Processing (seperti microsoft word), Spreadsheet (seperti microsoft excel) dan file computer lainnya yang berisi hubungan proyek, laporan dan data.
• Satu atau lebih kamus/ensiklopedia masalah
• Dokomentasi dalam bentuk fisik
• Website intranet (cukup berguna sebagai alat komunikasi)
Pada dasarnya, analisis sistem adalah analisis mengenai pemecahan masalah. Terdapat beberapa pendekatan untuk memecahkan masalah dan beberapa pendekatan analisis sistem. Beberapa pendekatan analisis sistem diantaranya adalah Structured Analysis, Information Engineering, Discovery Prototyping dan Object Oriented Analysis. Pada kenyataannya, pendekatan diatas saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
Model Driven Analysis adalah penggambaran dari model suatu sistem dalam bentuk gambar dan telah divalidasi. Pada akhirnya model sistem ini akan menjadi rancangan awal dan konstruksi dasar dari sistem yang akan dikembangkan. Contoh dari Model Driven Analysis adalah Structured Analysis, Information Engineering, dan Object Oriented Analysis
Model adalah representasi dari keadaan sebenarnya yang cukup kompleks. Pada umumnya kebanyakan model menggunakan gambar untuk merepresentasikan keadaan sebenarnya. Contoh dari model adalah Flowchart, Hierarchy Chart dan Organization Chart
Structured Analysis adalah teknik yang menitikberatkan pada proses yang digunakan untuk menganalisis suatu sistem, mendefinisikan kebutuhan bisnis untuk sistem baru yang akan dikembangkan. Structured Analysis sendiri merupakan salah satu dari pendekatan untuk analisis sistem dengan menggunakan sistem informasi. Seperti yang telah disebutkan diatas, Structured Analysis memfokuskan pada proses. Proses ini digambarkan menjadi suatu model oleh Sistem Analysts yang disebut diagram aliran data (Data Flow Diagram). Model dari proses ini menjadi rancangan awal untuk proses bisnis yang akan diimplementasikan. Pada saat ini, proses model dapat digunakan untuk memperbaharui/mendesain ulang proses bisnis
Information Engineering adalah teknik untuk merencanakan, menganalisis dan mendesain sistem informasi yang menitikberatkan pada data. Model dari Information Engineering mengilustrasikan dan menyesuaikan data dengan proses sistem. Model data dari Information Engineering disebut Entity Relationship Diagram. Model dari proses pada Information Engineering menggunakan diagram aliran data yang dapat ditemukan pada Structured Analysis. Pada Information Engineering, Sistem Analysts membuat Entity Relationship Diagram dari data mentah sebelum membuat diagram aliran data yang menunjukkan bagaimana data diterjemahkan, disimpan, digunakan dan dikelola.
Object Oriented Analysis adalah teknik yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam suatu konstruksi yang disebut objek. Model Object Oriented Analysis adalah model yang mengilustrasikan objek sistem dari berbagai perspektif. The Unified Modelling Language memberikan sintaks dalam bentuk grafik dari model objek. The Unified Modelling Language mendefinisikan beberapa perbedaan dari berbagai tipe diagram yang mengumpulkan model dari sistem informasi atau aplikasi dari objek
Prototipe adalah contoh model dalam ukuran kecil, tidak lengkap tetapi diharapkan dapat menggambarkan suatu sistem
Accelarated Analysis adalah pendekatan untuk mengidentifikasi suatu bisnis secara cepat dan menggunakan persyaratan untuk sistem baru yang digambarkan dalam bentuk konstruksi prototipe.Discovery Prototyping digunakan untuk mendefinisikan persyaratan bisnis dari pengguna dengan cara membuat reaksi/mencoba secara cepat dan kotor implementasi dari persyaratan bisnis tersebut
Rapid Architecture Analysis adalah Accelarated Analysis yang digunakan sebagai pendekatan untuk membangun model dari suatu sistem. Rapid Architecture Analysis mencoba untuk mendapatkan model dari sistem dari sistem lama atau Discovery Prototypes.Reverse Engineering adalah teknologi pembacaan dari kode program database, program aplikasi ataupun User Interface dan secara otomatis membuat model yang ekuivalen dari suatu sistem. Hasil dari pemodelan sistem tersebut dapat diubah dan dikembangkan oleh Sistem Analysts dan pengguna untuk pengembangan model baru.
Requirements Discovery adalah teknik yang digunakan oleh Sistem Analysts untuk mengidentifikasi dan menggali masalah dari sistem dan persyaratan solusi dari komunitas pengguna.
Information Gathering adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai masalah dari suatu sistem, kesempatan, persyaratan solusi dan prioritas.Business Process Redesign/Business Process Reengineering adalah aplikasi dari metode analisis sistem untuk mencapai tujuan dengan mengembangkan dasar-dasar dari proses bisnis perusahaan/organisasi dan tidak bergantung pasda teknologi.

Tahap Pemeriksaan Awal

Tahap pemeriksaan awal adalah tahap pertama dari proses pengembangan sistem klasik. Tahap ini menjawab pertanyaan apakah suatu proyek pantas untuk dikerjakan. Untuk itu, pemeriksaan awal harus mendeskripsikan tujuan dari proyek dan masalah, peluang, dan arahan yang memicu proyek tersebut. Tahap pemeriksaan awal terutama berkaitan dengan pandangan pemilik sistem secara umum terhadap sistem tersebut.
Tahap pemeriksaan awal dilakukan dalam waktu yang singkat, seluruh tahap tidak boleh melebihi 2 - 3 hari untuk sebagian besar proyek. Tahap pemeriksaan awal umumnya terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
1. Membuat daftar masalah, peluang dan arahan
Ini adalah salah satu pekerjaan utama dalam tahap pemeriksaan awal yang diestimasi berkaitan dengan urgensi, visibilitas, keuntungan nyata, dan prioritas. Pekerjaan ini biasanya diatur oleh analis sistem senior. Pekerjaan ini dipicu oleh permintaan akan proyek.
• Urgensi : dalam waktu berapa lama sebuah masalah harus diselesaikan atau sebuah peluang terealisasikan.
• Visibilitas : pada tingkatan apa sebuah solusi atau sistem baru diperlihatkan kepada pelanggan atau manajemen eksekutif
• Keuntungan : berapa banyak sebuah solusi atau sistem baru meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya tahunan
• Prioritas : apa prioritas dari tiap masalah, peluang, atau arahan
2. Mendiskusikan tujuan awal
Tujuan mendeskripsikan batasan dari proyek, yaitu aspek dari bisnis yang diperhitungkan dan yang tidak. Tujuan dapat berubah selama proyek dilaksanakan, tetapi rencana proyek awal harus membangun tujuan awal. Kemudian bila tujuan berubah secara signifikan, semua anggota yang berhubungan akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap perubahan anggaran dan jadwal. Pekerjaan ini menggunakan masalah yang didefinisikan oleh pekeerjaan sebelumnya. Masalah, peluang dan arahan tersebut merupakan dasar dalam menentukan tujuan.
3. Mengestimasi nilai proyek
Tidak mungkin untuk melakukan analisis feasibilitas yang menyeluruh berdasarkan fakta terbatas yang dapat dikumpulkan. Pekerjaan ini dipicu oleh pekerjaan sebelumnya yang menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menilai sebuah proyek. Pekerjaan selanjutnya dalam tahap pemeriksaan awal hanya dilaksanakan bila dinyatakan cukup bernilai untuk dilanjutkan.
4. Merencanakan proyek
Bila suatu proyek sudah dinyatakan layak untuk dilanjutkan, baru dapat dilakukan perencanaan secara mendalam. Perencanaan awal proyek minimal harus terdiri dari rencana utama awal (baseline plan) yang mencakup penjadwalan dan penugasan sumber daya untuk seluruh proyek. Perencanaan ini akan di evaluasi pada akhir setiap tahap dari proyek. Selain itu juga harus ada rencana dan jadwal yang mendetail untuk menyelesaikan tahap berikutnya. Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab dari manajer proyek.
5. Presentasi proyek beserta rencananya
Pada banyak organisasi, terdapat lebih banyak proyek yang potensial dibandingkan sumber daya yang diperlukan untuk mengerjakan atai membiayainya. Jadi sbuah proyek harus dipresentasikan kepada steering body untuk mendapat persetujuan. Steering body adalah sebuah dewan bisnis eksekutif dan manajer sistem yang mempelajari dan memberikan prioritas pada proposal proyek yang diajukan untuk menentukan proyek mana yang akan memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan yang akan disetujui untuk pengembangan sistem berkelanjutan. Setiap steering body harus terdiri dari ahli sistem atau manajer noninformasi.
Di samping itu, sangat penting untuk mempresentasikan jadwal dan tujuan dari suatu proyek kepada seluruh komunitas bisnis. Kemampuan komunikasi dan interpersonal yang efektif sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini. Peserta pada tahap awal pemeriksaan ini dapat memutuskan bahwa proyeknya tidak layak untuk dilanjutkan. Steering body juga dapat memutukan bahwa ada proyek lain yang lebih penting. Jadi proyek tersebut akan segera dihentikan. Sebaliknya, jika proyek tersebut sudah disetujui oleh semua pemilik sistem dan steering body, proyek tesebut dapat dilanjutkan ke tahap analisis masalah.

Tahap Analisis Masalah

Tahap analisis masalah menjawab pertanyaan apakah masalah yang ada layak untuk dipecahkan atau tidak, atau dengan kata lain tahap analisis masalah biasa dikenal sebagai tahap kelayakan analisis.
Tahap analisis masalah tidak bisa dilewatkan, kecuali ada alasan untuk mempercepat tahap ini. Misalnya, proyek dijalankan atas dasar rencana strategis/taktis sehingga kelayakan dari proyek tidak diragukan lagi. Jika ini yang terjadi, tahap ini bisa direduksi jadi tahap pengenalan ke sistem saat ini, bukan menganalisanya.
Tujuan utama tahap analisis masalah adalah mempelajari dan mengerti asal masalah melalui analisis masalah, kesempatan, dan masalah. Biasanya digunakan model sistem seperti diagram aliran data,dsb. Sebaiknya, digunakan sistem modelling yang minimal.
Tergantung dari ukuran sistem, waktu untuk menyelesaikan tahap ini kira-kira 1-4 minggu, tahap analisis masalah ini terbagi menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mencari sumber masalah
Tugas ini dipimpin oleh pimpinan proyek, namun difasilitasi oleh analis pimpinan sistem. Selain itu dibutuhkan pemilik dan pemakai program untuk membantu tahap ini, bahkan pemakai bisa dijadikan sebagai analis bisnis juga dalam tahap ini.
Yang bisa dihasilkan dari tahap ini adalah pengertian tentang sumber masalah dan kosakata bisnis. Hasil dari tahap ini harus didokumentasikan, caranya antara lain:
• Dokumentasi Data : mendefinisikan semua hal dalam kajian bisnis
• Dokumentasi Proses : mendefinisikan setiap event bisnis
• Dokumentasi Interface : mendefinisikan semua lokasi yang dilayani oleh sistem saat ini

2. Analisis masalah dan kesempatan
Analisis masalah sangat sulit untuk dikuasai, yang efektif adalah jika mempersepsikan setiap masalah menjadi analisis sebab dan akibat. Analisis sebab dan akibat mengarahkan kita ke pengertian sebenarnya tentang masalah dan solusi yang dihasilkan akan lebih kreatif dan berharga.
Tahap ini difasilitasi oleh analis sistem. Pemilik dan pemakai juga harus aktif berpartisipasi karena mereka adalah pakarnya sumber masalah. Desainer sistem dan pembangun sistem biasanya tidak dilibatkan, kecuali jika mereka diminta untuk menganalisa masalah teknis yang mungkin muncul di sistem.
3. Analisis proses bisnis
Tahap ini hanya dilakukan jika akan dilakukan perancangan ulang proses bisnis. Tahap ini difasilitasi oleh analis sistem dan analis bisnis. Sebaiknya, para analis ini sudah terlatih, berpengalaman di perancangan proses bisnis. Pemilik dan pemakai juga bisa membantu.
Hasil dari tahap ini adalah model proses dan analisis proses. Model proses biasanya terlihat seperti diagram aliran data,kecuali mereka digunakan untuk menunjukkan:
• Volume data yang mengalir dalam proses
• Waktu respon untuk tiap proses
• Hambatan (bottleneck) dalam sistem
Sedangkan analisis proses biasanya mengandung hal sebagai berikut:
• Biaya tiap proses
• Value added tiap proses
• Konsekuensi menghapus/mengimplementasikan proses
4. Menentukan tujuan perbaikan sistem
Setelah mengerti sistem secara keseluruhan, kita bisa menentukan tujuan dari perbaikan sistem. Tahap ini mendefinisikan kriteria perbaikan apa saja yang akan diukur dan dan mengidentifikasikan hambatan yang akan timbul.
Tujuan adalah ukuran kesuksesan, berupa hal yang ingin kita capai, sedangkan hambatan adalah semua hal yang akan membatasi fleksibilitas untuk menghasilkan solusi pencapaian tujuan.
Tahap ini difasilitasi oleh analis sistem. Pemilik dan pemakai juga harus aktif berpartisipasi karena mereka adalah pakarnya sumber masalah. Desainer sistem dan pembangun sistem biasanya tidak dilibatkan, kecuali jika mereka diminta untuk menganalisa masalah teknis yang mungkin muncul di sistem ini.
5. Memperbarui Rencana Proyek
• Proses memperbarui rencana proyek difasilitasi oleh proyek manajer yang bekerja sama dengan pemilik sisem dan seluruh anggota tim yang berkecimpung dalam proyek tersebut.
• Sistem analis dan pemilik sistem adalah individu-individu yang memegang peran penting dalam proses memperbarui rencana proyek.
• Analis dan pemilik sistem harus tahu bahwa ruang lingkup sistem baru yang dibuat mungkin saja lebih besar daripada yang diharapkan. Selain itu,terkadang mereka juga harus siap untuk mengurangi ruang lingkup sistem (cara yang mereka lakukan adalah menentukan ranking tujuan berdasarkan tingkat kepentingan kemudian jika diperlukan pemangkasan sistem,maka tujuan yang diambil adalah tujuan yang memiliki prioritas paling tinggi).
6. Mempresentasikan Penemuan dan Rekomendasi
• Proyek manajer dan eksekutif sponsor seharusnya bergabung untuk memfasilitasi pekerjaan ini (mempresentasikan penemuan dan rekomendasi.
• Input informasi yang dibutuhkan untuk presentasi penemuan dan rekomendasi adalah analisis problem, model sistem, tujuan perbaikan sistem serta dokumentasi yang dihasilkan selama fasa analisis problem.
• Skill komunikasi dan interpersonal memegang peran esensial dalam pekerjaan presentasi penemuan dan rekomendasi. Oleh karena itu, analis sistem diharapkan untuk bisa menulis secara formal laporan bisnis dan membuat presentasi bisnis tanpa mengalami masalah.
• Hal –hal yang dilakukan pada fase analisis masalah :
a. Pemberian izin untuk melanjutkan proyek.
b. Mengatur ruang lingkup sistem,biaya dan jadwal proyek,kemudian dilanjutka ke pembahasan fase analisa kebutuhan.
c. Membatalkan proyek jika :
1. Kekurangan sumber daya untuk pengembangan proyek lebih lanjut.
2. Perealisasian masalah dan peluang dapat dilakukan secara sederhana dan tidak sepenting yang diharapkan.
3. Benefit tidak sebanding dengan kos yang dikeluarkan pada saat menggunakan sistem baru

Fase Analisis Kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan di fase ini adalah :
1. Mendefinisikan masalah.
2. Menganalisis kebutuhan fungsional.
3. Mencari dan melengkapi kebutuhan.
4. Memprioritaskan kebutuhan.
5. Memperbarui rencana proyek.

1. Mendefinisikan kebutuhan
• Macam-macam kebutuhan :
1. Kebutuhan fungsional
Adalah aktifitas dan servis yang harus ada di dalam sistem. Contohnya adalah input,output,proses dan pengiriman data yang dibutuhkan dalam memenuhi tujuan perbaikan sistem.
2. Kebutuhan non fungsional
Adalah karakteristik,batasan serta feature yang mendefinisikan kepuasan sistem. Contohnya adalah performansi (throughtput dan respon waktu),kemudahan belajar dan penggunaan,budget,biaya,biaya simpan (cost saving),deadline,dokumenyasi,kebutuhan training,manajemen kualitas,keamanan,kontrol audit internal.
• Pekerjaan ini dilakukan oleh sistem analis
• Frame work yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah (selain juga kesempatan dan batasan) adalah PIECES.
• Berbagai macam teknik yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
1. JRP
Adalah teknik untuk menguraikan secara tepat kebutuhan bisnis
2. Survey
3. Interview
2. Analisis kebutuhan fungsional
• Dua pendekatan untuk mendokumentasi dan memvasilidasi kebutuhan fungsional yaitu modelling dan prototiping
• Logical sistem model
Adalah desain logis yang menjelaskan apa seharusnya yang harus dikerjakan sistem dan apa sebenarnya sistem tersebut. Dengan menggunakan logical desain,tim proyek akan :
1. Memisahkan denga baik antara kaitan bisnis dan solusi tenis.
2. Lebih memperhatikan dan mempertimbangkan cara baru dan berbeda untuk mengimprove proses bisnis
3. Lebih memperhatikan solusi teknik alternatif (saat tiba waktu untuk desain fisik).
• Prototiping digunakan pada saat fase analisis kebutuhan untuk mengmbangkan kebutuhan user interface.
• Teknik-teknik penting yang dipakai untuk menganalisis kebutuhan :
1. Data,proses dan teknik pemodelan interface.
2. Penggunaan software diagram seperti visio proffesional,CASE software seperti Sistem Architect untuk mengontruksi dan mejaga siste serta detail dokumentasi.
3. Teknik prototiping yang didapat dari buku. Teknik menemukan fakta

3. Mencari dan Melengkapi Kebutuhan
• Pencarian kebutuhan pada dasarnya adalah mencari kebutuhan fungsional yang tercakup dalam model sistem prototiping yang telah dibuat.
• Terkadang,kita perlu melengkapi kebutuhan fungsional dengan kebutuhan nonfungsional agar aspek nonfungsional memenuhi desain sistem dan fase konstruksi.
• Tugas ini difasilitasi oleh proyek manajer dan sistem analis.
Kesusesan dari sebuah pengembangan sistem proyek dapat diukur dengan cara melihat kecocokannya (degree) dengan kebutuhan dari bisnis yang menginginkannya. Jika proyek berada diluar rencana atau over budget maka perlu diadakan proses pengenalan terhadap kebutuhan yang lebih penting dibandingkan dengan yang lain. Maka dari itu perlu dilakukan proses prioritasi terhadap kebutuhan bisnis. Salah satu teknik untuk hal ini adalah timeboxing
Timeboxing :adalah teknik yang mengirimkan fungsi-fungsi sistem informasi dan kebutuhannya melalui versioning. Tim pengembangan memilih subset terkecil dari sistem yang bila diimplementasikan secara total akan mengembalikan value secara cepat kepada sistem owner dan juga penggunanya. Idealnya subset ini dikembangkan dengan jangka waktu antara 6 – 9 bulan atau lebih kurang dari itu.
Prioritas dapat diklasifikasikan berdasarkan kepentingan relatifnya :
1. Mandatory requirement : merupakan sesuatu hal paling essensial yang harus dipenuhi oleh sistem minimal (versi 1.0). Mandatory requirement tidak dapat diberikan peringkat (ranked). Ini dikarenakan karena ia merupakan hal yang paling essensial bagi segala solusi. Jika seandainya bisa diberikan peringkat maka hal tersebut bukanlah Mandatory requirement melainkan Desirable requirement
2. Desirable requirement : satu hal yang tidak essensial bagi versi 1.0 tetapi mungkin menjadi essensial bagi versi yang akan datang. Desirable requirement dapat dan sepatutnya diberikan peringkat (ranked). Cara yang efektif untuk mengkomunikasikan dan mengkategorikan peringkatan Desirable requirement adalah dengan menggunakan angka dari versi yang dikeluarkan
Hasil akhir yang ingin dicapai dari semua ini adalah dengan terbentuknya proposal mengenai sistem (sistem proposal) yang akan menyelesaikan pengidentifikasian kebutuhan bisnis
Tujuan dari analisis keputusan (Decision analysis phase) adalah untuk mentransisi proyek dari bisnis ke arah solusi teknikal dengan tahapan-tahapan analisis keputusan (Decision analysis phase) untuk membentuk proposal sistem :
1. Identifikasi kandidat-kandidat solusi
Dalam mengidentifikasikan solusi diperlukan informasi dari kebutuhan yang diinginkan oleh sistem owner, maupun user. Mereka dapat menyumbangkan ide dan opininya masing-masing
2. Analisis kandidat-kandidat solusi
Masing-masing kandidat solusi dianalisis ke-feasibility-annya. Kebanyakan dalam melakukan analisis digunakan 4 kriteria yakni :
• Technically feasibility : Apakah solusi secara teknis dapat dipakai? apakah staff memiliki keahlian teknis untuk mendesain dan membangun solusi ini?
• Operational feasibility : Akankah solusi memenuhi dari kebutuhan user? Bagaimana solusi mengubah lingkungan kerja dari user?
• Economic feasibility : Apakah biaya untuk solusinya efektif?
• Schedule feasibility : Bisakah solusi didesain dan diimplementasikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan?
3. Membandingkan antara kandidat-kandidat solusi : Memilih solusi yang menawarkan peforma terbaik dilihat dari sisi technically, operational, economic, schedule feasibility
4. Meng¬-update rencana proyek : memastikan solusi yang akan diberikan. Apakah solusi ini telah memenuhi kebutuhan bisnis dari sistem ownernya.
5. Menyarankan bentuk solusi


SUMBER:
http://r0h3ty.blogspot.com/2009/03/modeling-analisis-dan-perancangan.html

Problem Analysis

Sebelum melakukan sebuah proyek, diperlukan analisa tentang situasi yang akan berkaitan dengan proyek tersebut. Masalah yang paling penting adalah melakukan identifikasi dengan analisis masalah, yang menjadi fokus utama dalam sebuah proyek. Sebelum memulai investigasi masalah, perlu dikumpulkan fakta-fakta untuk membatasi proyek.
Pembatasan proyek
Perencana harus menentukan apa yang menjadi masalah, termasuk didalam proyek dan apa saja yang termasuk didalamnya. Batasi proyek dan tetapkan analisis masalah untuk mengidentifikasi batasan agar memudahkan untuk mencari solusi yang lebih spesifik. Hasilnya, masalah spesifik akan dapat diselesaikan lebih efektif. Rencanakan proyek dengan memasukkan definisi dan batasan waktu. Setelah itu, perencana dapat memulai mencari masalah yang ada pada populasi target di daerah yang spesifik. Batasan yang jelas akan proyek akan membuat proyek lebih konsisten, dan outcome dari proyek akan sesuai dengan identidikasi masalah diawal.

1. Analisis Masalah
Analisis masalah adalah sesuatu yang terpenting dalam merencanakan proyek, sehingga dapat mengetahui intervensi apa yang dapat diterapkan. Ini merupakan dasar dari design proyek. Analisis masalah termasuk :
­ Verifikasi analisis subjek;
­ Identifikasi masalah yang terkait subjek;
­ Membangun hirarki sebab akibat didalam masalah;
­ Memvisualisasikan hubungan sebab akibat di dalam diagram.

Tiga tahap dalam proses analisis dalam metode analisis masalah adalah :
­ Analisis masalah terkait dengan subjek (gambaran sebenarnya)
­ Analisis tujuan (gambaran masa depan, situasi yang diinginkan)
­ Analisis strategi (perbandingan antar perbedaan kenyataan dengan tujuan)

Langkah-langkah melakukan analisis masalah :
a. Identifikasi masalah utama, berdasarkan informasi yang tersedia.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjamin semua aspek proyek pada suatu daerah tidak sama dengan proyek yang baru. Alat untuk mengumpulkan data adalah brainstorming dengan para stakeholder, pemetaan komunitas, mengumpulkan komentar penduduk tentang fasilitas. Pada tingkatan tertentu, sumber lain untuk mengumpulkan informasi didapat dari pusat kesehatan, pemerintah setempat serta NGO.
b. Pilih salah satu masalah utama untuk dianalisis
setelah mengidentifikasi seluruh masalah yang ada, tentukan masalah yang merupakan inti dari masalah yang menjadi target pada proyek. Yang dicoba diselesaikan dengan mengimplementasikan proyek. Pemilihan inti masalah harus dikomunikasikan dengan stakeholder.
c. Identifikasi sebab langsung dari masalah utama dan menyusun pohon masalah
memiliki identifikasi merupakan poin awal untuk menganalisis masalah, kita mengetahui inti untuk membangun pohon masalah. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui semua sebab langsung dari inti masalah.
d. Identifikasi akibat langsung dari inti masalah dan buat dalam pohon masalah
pada tahap ini, kita melihat akibat dari masalah.
e. Meninjau ulang pohon masalah
langkah terakhir adalah meninjau kembali pohon masalah untuk memastikan sudah valid dan lengkap. Pohon tersebut harus terlihat dan memberikan logika dari hubungan sebab dan akibat.

Analisis Pohon Masalah
Pohon masalah menunjukkan masalah serta akar akibatnya, yang berarti menunjukkan keadaan sebenarnya atau situasi yang tidak diharapkan.Analisis pohon masalah membantu untuk menemukan solusi dengan memetakan sebab dan akibat disekitar masalah utama untuk membentuk pola pikir, tetapi dengan lebih terstruktur.
Analisis pohon masalah sebaiknya dilakukan pada focus grup kecil sekitar 6 -8 orang dengan menggunakan kertas flipchart atau OHP. Langkah awal adalah mendiskusikan dan menyetujui masalah atau isu yang akan dianalisis. Masalah atau isu dituliskan ditengah flipchart dan menjadi inti masalah. Kata-kata yang menjadi inti masalah tidak panjang, yang penting dapat menjelaskan isu yang dimaksud kepada setiap orang dan semua menyetujuinya. Selanjutnya, grup melakukan identifikasi penyebab inti masalah (yang akan menjadi akar) dan mengidentifikasi akibat (yang akan menjadi cabang).
Inti dari latihan ini adalah diskusi, dialog dan debat untuk menemukan faktor-faktor yang berhubungan serta seringkali membentuk pembagian akar dan cabang lagi (seperti peta berfikir).
Beberapa keuntungannya :
­ masalah dapat dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih dapat diatur dan didefinisikan. Ini memungkinkan untuk membuat prioritas dan membantu objektif focus.
­ Untuk lebih mengerti masalah dan seringkali menghubungkan sebab-sebab yang berlawanan. Seringkali ini merupakan langkah awal untuk menemukan win-win solutions.
­ Untuk mengidentifikasi isu dan pendapat yang mendukung, dan menolong orang yang berperan pada setiap tahap dan proses.
­ Untuk membuat informasi selanjutnya, sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek atau membangun solusi yang meyakinkan.
­ Mengetahui isu saat ini, isu yang lampau, semuanya dapat teridentifikasi.
­ proses analisis seringkali membantu untuk membangun rasa untuk membagi pengertian, tujuan dan langkah selanjutnya.

Metode pohon masalah adalah metode perencanaan berdasarkan kebutuhan. Analisis pohon masalah diikuti dengan perencanaan proyek yang aktual.
Cara membuat analisis pohon masalah :
1. identifikasi satu atau dua masalah inti yang mempengaruhi target populasi.
2. identifikasi masalah yang terkait.
3. analisis dan identifikasi hubungan sebab dan akibat dan membuat pendahuluan dari pohon masalah.
4. mengecek hubungan kausal yang logis.

Secara teknis, pembuatan pohon masalah dapat dibagi menjadi :
a. identifikasi dan formulasi masalah
masalah adalah keadaan saat ini yang diluar harapan :
­ Dibutuhkan, karena tidak ditemui atau mungkin tidak akan ditemui
­ Situasi yang negative
­ Penyebab dari ketidakpuasan : sampah, konflik, dan lainnya.


b. hubungan sebab akibat
­ Akibat : terletak diatas
­ Sebab :terletak dibawah
­ Panah yang menunjukkan hubungan langsung

2. Analisis Tujuan
Setelah menganalisis masalah, diikuti dengan analisis tujuan. Analisis ini meliputi :
­ Merubah situasi negative dalampohon masalah menjadi keadaan positif
­ Verifikasi dari hirarki tujuan
­ Visualisasi dari hubungan tujuan dan goal didalam diagram
Pohon masalah mirip dengan pohon tujuan, kunci lain dalam perencanaan proyek. Pohon masalah dapat dijadikan pohon tujuan dengan menjadikannya kalimat positif pada pohon tujuan. Disini, akar masalah dirubah menjadi akar solusi.

3. Analisis Stakeholder
Berdasarkan pengaturan, yang termasuk dalam kumpulan orang yang akan merencanakan dan menyiapkan fase analisis adalah :
­ Komunitas lokal, yang memiliki masalah
­ Organisasi donor
­ NGO
­ Pemerintah lokal
­ fasilitator

4. Analisis Strategi
Setelah memiliki formula situasi masa depan yang diinginkan, maka pilih intervensi yang mungkin untuk dilakukan. Untuk menganalisis strategi ,ama yang dapat diterapkan, maka langkah-langkah yang dapat diambil :
­ Identifikasi dari kemungkinan lain grup tujuan yang dapat memberikan kontribusi yang lebih tinggi (dengan pengklusteran) ;
­ Pilih strategi untuk intervensi, pilih batasan dari proyek.

Tahap Persiapan
Sebelum semua hal diatas dilakukan, maka diperlukan persiapan. Di bawah ini termasuk dalam tahap persiapan dalam sebuah proyek.
Ø Identifikasi Subjek
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi subjek berdasarkan latihan yang telah dilakukan. Subjek adalah kerangka kerja yang akan didiskusikan. Hubungan subjek haruslah didiskusikan dengan stakeholder.

Setelah tahapan-tahapan tersebut dilakukan, maka perencanaan harus dilanjutkan :
­ membangun kerangka berfikir logis
­ mengakses dan mendokumentasikan asumsi dan resiko
­ mendefinisikan target
­ perencanaan operasional : budgeting
­ perencanaan operasional : matriks partisipan


SUMBER:
http://mariasisilia.multiply.com/journal/item/2

Analisis Kelayakan Proyek

Kelayakan suatu proyek dapat diukur dengan empat macam kelayakan, yaitu:
1. Kelayakan Teknis

Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah: efektivitas dan ketercukupan (adequacy). Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tapi, seringkali ketercapaian tujuan tidak selalu dapat dilacak hanya karena keberadaan proyek tersebut, sering banyak faktor yang lain ikut mempengaruhi. Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan di tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai faktor-faktor lain yang khas di lokasi mungkin sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut, sehingga cara ini pun tidak selalu cocok untuk dipakai.
Beberapa dimensi dalam ke-efektivitas-an meliputi: langsung atau tidakk langsung, jangka panjang atau jangka pendek, bisa dikuantitatifkan atau tidak, mencukupi atau tidak. Proyek dikatakan berpengaruh langsung bila pengaruh tersebut memang menjadi tujuan proyek tersebut; pengaruh tidak langsung merupakan pengaruh ikutan, yang sebenarnya bukan menjadi tujuan proyek tersebut. Contoh, bila proyek pembangunan mal di tempat rekreasi pusat kota menciptakan peluang baru berkembangnya kegiatan rekreasi maka ini dinamakan pengaruh langsung; tapi bila pembangunan ini juga meningkatkan harga tanah disekitarnya, maka kenaikan harga tanah tersebut merupakan pengaruh tidak langsung.
Katagori pengaruh menjadi jangka panjang dan jangka pendek tergantung macam program. Seberapa jauh jangka panjang tersebut, sangat relatif, berbeda dari satu program ke program lain. Sebagai rumus umum, jangka panjang berarti jauh ke masa depan, sedangkan jangka pendek adalah waktu yang segera tiba. Misal, suatu pembangunan jalur hijau (taman) dalam jangka pendek mungkin akan menurunkan harga tanah sekitarnya, tapi dalam jangka panjang mungkin akan menaikkan harga tanah disekitarnya (karena mungkin makin sulit mencari lahan yang dekat taman yang menyegarkan).
Beberapa pengaruh dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan sisanya perlu dicari cara lain. Contoh: perubahan harga tanah bisa dikuantitatifkan, sedangkan perubahan estetika lingkungan sulit untuk dikuantitatifkan.
Dalam hal ketercukupan: proyek mungkin tidak dapat mencukupi hal-hal yang menjadi tujuan atau tidak cukup mengatasi permasalahan. Misal: proyek tidak dapat membiayai secara penuh semua kegiatan yang diperlukan, jadi harus dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).
2. Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Salah satu alasan mengapa disiplin ekonomi mencapai kepopulerannya dalam analisis kebijakan adalah karena mempunyai konsep-konsep yang terukur. Analis dan pengambil keputusan lebih menyukai analisis dan informasi yang “keras” yang dapat dikomunikasikan dengan istilah-istilah kuantitatif. Tiga konsep yang sering dijumpai dalam kelayakan ekonomi, yaitu: kriteria yang terlihat dan yang tidak terlihat, dapat atau tidak dapat diukur secara moneter, dan langsung atau tak langsung diukur dengan analisis biaya-keuntunga (cost benefit analysis).
Secara umum, biaya dan keuntungan yang terlihat (tangible) adalah yang bisa dihitung dengan jelas. Biaya dan keuntungan yang dapat diukur secara moneter (moneterizable) bahkan lebih jauh lagi, yaitu dapat dinyatakan dalam ukuran satuan uang (misal: Rupiah); hal ini dimungkinkan karena kita dapt mengukurnya di pasaran. Dalam hal langsung atau tidak langsung, tergantung pada tujuan utama proyek. Keuntungan yang menjadi tujuan utama merupakan pengaruh langsung. Contoh, pembangunan bendungan dengan pembangkit tenaga listrik mempunyai pengaruh langsung (direct) yaitu bertambahnya tenaga listrik (yang dapat diukur secara moneter), disamping itu, mempunyai pengaruh tak langsung (indirect) yaitu menigkatnya kegiatan rekreasi dan perikanan (yang juga dapat diukur secara moneter).
Pengaruh negatif tak langsung juga dapat muncul, misal dalam contoh bendungan di atas, yaitu tenggelamnya lahan pertanian menjadi bendungan. Di samping itu, dikenal juga biaya peluang (opportunity cost), yaitu selisih nilai yang didapat bila tidak ada proyek dengan nilai yang didapat setelah terkena proyek. Misal, nilai lahan sebelum ada proyek sebesar Rp. 5 juta, sedangkan setelah terkena proyek menjadi Rp. 2 juta, maka biaya peluangnya adalah Rp. 3 juta.
Efisiensi ekonomis berkaitan dengan pemakaian sumber daya (biaya) yang ada dalam mencapai keuntungan yang maksimal (maksimal dari segi kepuasan masyarakat).
Catatan: efiseinsi dan efektivitas berkaitan tapi tidak boleh dicampur-adukkan. Sebuah proyek bisa efisien (hemat dalam pembiayaan), tapi mungkin tidak efektif (tidak mencapai tujuan).
Cara yang populer untuk mengukur efisiensi adalah analisis perbandingan biaya lawan keuntungan (cost-benefit analysis). Proyek efisien bila nilai keuntungan yang (dapat) diperoleh melebihi nilai biaya yang (akan) dikeluarkan. Hal yang perlu diingat dalam mengukur keuntungan proyek adalah keterbatasan sumber daya (untuk dipakai bersama -sama oleh banyak proyek). Bila mengukur proyek satu per satu, maka mungkin layak, tapi bila dikaji pemakaian bersama sumber daya, mungkin sekali tidak layak (kehabisan sumber daya).
Profitabilitas (profitability) merupakan salah satu ukuran yang dipakai pemerintah daerah dalam mengkaji usulan proyek atau program. Ukuran ini memperlihatkan selisih antara pendapatan yang akan diterima pemerintah dikurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan proyek yang diusulkan. Bila berkaitan dengan proyek pembangunan fisik (misal: perumahan/ real-estat), profitabilitas ini biasa disebut sebagai analisis dampak fiskal (fiscal impact analysis).
Efektivitas biaya merupakan ukuran lain, yang berarti dapat mencapai tujuan dengan biaya yang minimal. Dalam hal ini, semua upaya yang dapat dianggap mencapai tujuan diperbandingkan dalam hal biaya yang dikeluarkan. Salah satu yang paling sedikit memerlukan biaya itulah yang paling tinggi efektif biayanya.
3. Kelayakan Politis
Program atau proyek yang dibiayai dengan dana pemerintah merupakan kebijakan publik yang harus layak secara politis (dalam arti didukung oleh pihak eksekutif, lagislatif maupun masyarakat luas pembayar pajak). Dalam kelayakan ini, perlu dicermati pengaruh proyek yang diusulkan terhadap kekuatan-kekuatan politik. Keuntungan apa saja yang didapat masing-masing kelompok politik tersebut ? Kajian politik juga berkaitan dengan keyakinan dan motivasi tiap pemeran politik.
Membuat keputusan apakah suatu proyek layak secara politis merupakan usaha yang berbahaya, karena yang layak hari ini mungkin tidak layak besok pagi. Situasi politik mudah berubah. Meskipun demikian, ada lima kriteria kelayakan politis yang dapat dianalisis, yaitu: dapat diterima tidaknya (acceptability), kesesuaian (appropriateness), merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness), sesuai perundang-undangan (legality), dan kesama-rataan (equity).
Dapat diterima tidaknya (acceptibility) berkaitan dengan: apakah kebijakan (usulan proyek) tersebut dapat diterima oleh pemeran-pemeran politik dalam proses pengambilan keputusan ? apakah klien dan pemeran lainnya dapat menerima kebijakan baru ?
Sesuai atau tepat tidaknya (appropriateness) suatu proyek berkaitan dengan jawaban terhadap pertanyaan: apakah tujuan proyek mengenai sasaran yang dituju atau diperlukan oleh masyarakat ? Hal-hal yang berkaitan, antara lain: nilai-nilai kemanusiaan, hak-hak masyarakat, pendistribusian kembali, atau sejenisnya. Merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness) berkaitan dengan diterima tidaknya dan sesuai tidaknya tersebut di atas serta persepsi kelompok sasaran terhadap proyek: apakah merupakan tanggapan terhadap kebutuhan mereka atau bukan ?

Misal, suatu proyek dapat dilaksanakan secara efisien (hemat), efektif (mencapai tujuan yang diharapkan oleh proyek), tapi ternyata tidak dibutuhkan oleh masyarakat. Kesama-rataan (equity) berkaitan dengan distribusi pengaruh proyek ke setiap kelompok masyarakat. Suatu proyek jarang dapat memuaskan semua pihak scara merata.
Tingkat kesama-rataan yang lebih tinggi berarti lebih banyak yang diuntungkan daripada yang tidak dapat keuntungan dari proyek yang diusulkan. Dalam hal ini, kelayakan ekonomis (efisien, profitabilitas) biasanya tidak mengindahkan pertimbangan kesama -rataan ini.
4. Kelayakan Administratif
Bila suatu proyek telah dikaji layak dari segi teknis, ekonomis maupun politis, tapi tidak dapat diimplementasikan dalam sistem administrasi pemerintahan yang ada, maka proyek tersebut mendapat masalah. Kelayakan administratif berkaitan dengan: kewenangan (authority), komitmen kelembagaan (institutional commitment), kemampuan (capability), dan dukungan organisasional (organizational support ). kewenangan (authority) untuk mengimplementasikan suatu kebijakan, menjadikannya suatu program atau proyek, sering merupakan kriteria yang kritis. Apakah institusi yang akan melaksanakan benar-benar mempunyai wewenang untuk melakukan perubahan yang diperlukan? Mempunyai wewenang untuk bekerja sama dengan instansi terkait? Untuk menentukan prioritas ?
Komitmen kelembagaan (institutional commitment) dari lembaga atasan dan lembaga bawahan merupakan hal yang penting. Tidak hanya unsur pimpinan, tapi juga unsur pegawai pelaksana harus komit (setuju, taat) terhadap implementasi kebijakan tersebut.
Kemampuan (capability) juga perlu dipunyai, dalam hal sumber daya manusia maupun pembiayaan. Apakah institusi pelaksana mampu melaksanakan yang diminta ?
Apakah staf dan karyawannya mempunyai ketrampilan atau keahlian yang diperlukan ?
Apakah institusi pelaksana mempunyai kemampuan finansial untuk mengimplemen-tasikan kebijakan tersebut ?
Dukungan Organisasional (organizational support) juga diperlukan, karena tidak cukup hanya dengan kewenangan, kemampuan, dan komitmen saja. Apakah dukungan yang berupa peralatn, fasilitas fisik, dan sebagainya, tersedia ? bila belum tersedia, apakah dapat disediakan bila kebijakan tersebut dilaksanakan ?
Kelayakan politis ini dapat diilustrasikan dalam hal kerjasama pembangunan prasarana 0perkotaan antar dua ibukota kabupaten yang masing-masing berada di dua propinsi yang berbeda. Bila dua korban berdekatan tersebut membentuk suatu otoritas bersama, timbul pertanyaan, antara lain: apakah kedua kota tersebut mempunyai wewenagn untuk langsung bekerjasama? (padahal mereka berada di dua propinsi yang berbeda) — perlu ijin Mendagri dan Gubernur masing-masing; apakah otoritas yang dibentuk mempunyai wewenagn di dua wilayah yang berbeda propinsinya? apakah instansi-instansi di kedua propinsi yang berbeda mau (komit) dan mempunyai wewenang untuk bekerja sama dengan otoritas tersebut?


SUMBER:
http://mustrundie.wordpress.com/2009/05/21/analisis-kelayakan-proyek/

Selasa, 14 Juli 2009

Program kerja SBY - Boediono

Visi SBY Boediono2009-2014 adalah TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR [Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 17/2007].

Misi SBY Boediono 2009-2014: MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI DAN MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.

Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2009-2010 sebagai berikut.

  1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
  2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
  3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono telah merancang 5 Strategi Pokok sebagai berikut:

  1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
  2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
  3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
  4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
  5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.

Untuk melaksanakan hal-hal tersebut diatas, maka telah dirancang 13 Pokok-pokok Program Kerja sebagai berikut:

PROGRAM AKSI BIDANG PENDIDIKAN
  • Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
  • Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA.
  • Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras.
  • Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya. Selain program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.
  • Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen, dan para peneliti.
  • Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
  • Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan kedepan.
  • Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan rendah maupun daerah yang tertinggal. Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan Program Keluarga Harapan (PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga miskin dengan syarat mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.

PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN

Fokus utama program aksi bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

  • Menyempurnakan dan memantapkan pelaksaan program jaminan kesehatan masyarakat baik dari segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih.
  • Mendorong upaya pembuatan obat dan produk farmasi lain yang terjangkau dengan tanpa mengabaikan masalah kualitas dan keamanan obat seperti yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir.
  • Mempermudah pembangunan klinik atau rumah sakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi pengolaan rumah sakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta.
  • Upaya untuk meningkatkan kapasitas generasi mendatang sudahharus dimulai sejak bayi dalam kandungan.
  • Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahanpenyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan TBC.
  • Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di bawah 15% pada tahun 2014 dari keadaan terakhir sekitar 18%.
  • Revitalisasi program keluarga berencana yang telah dimulai kembali dalam periode 2005-2009 akan dilanjutkan dan diperkuat.
  • Upaya pencapaian dalam bidang kesehatan tidak tercapai jika kesejahteraan dan sistem insentif bagi tenaga medis dan paramedis khususnya yang bertugas di daerah terpencil tidak memadai.
  • Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, utamanya yang diarahkan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor dalam proses produksi obat.
  • Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat awam dari mal-praktek dokter dan rumah sakit yang tidak bertanggung jawab.
  • Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan cara menghindarinya untuk mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak korban
  • Evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah bencana alam

PROGRAM AKSI BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Program aksi penanggulangan kemiskinan harus dilakukan melalui beberapa program aksi sebagai berikut:

  • Meneruskan, meningkatkan dan menyempurnakan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
  • Melanjutkan program pengarusutamaan semua program penanggulangan kemiskinan yang ada di kementerian dan lembaga sebagai pendukung program PNPM (PNPM pendukung).
  • Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang selama ini efektif dalam mengatasi gejolak yang temporer akan selalu disiagakan untuk dipergunakan setiap waktu.
  • Penyediaan beras murah bagi keluarga miskin untuk menjamin ketahanan pangan.
  • Pengembangan program-program berlapis untuk rakyat miskin yang dilakukan secara intensif, antara lain: Program Jamkesmas, BOS, PKH, BLT, PNPM, Raskin
  • Pemihakan kepada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi, antara lain dengan pemberian Kredit Usaha Rakyat untuk memberikan akses modal bagi masyarakat kecil.
PROGRAM AKSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Fokus dalam program aksi ketenagakerjaan ini akan menekankan pada:

  • Peningkatan kualitas pekerja baik dilihat dari upah yang diterima, produktivitas dan standar kualifikasinya untuk dapat memperluas peningkatan kesempatan di sektor formal, serta mengurangi jumlah pengangguran terbuka usia muda.
  • Peningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi baik di pusat maupun di daerah sehingga kesempatan kerja baru dapat tercipta.
  • Reformasi tingkat mikro-ekonomi,
  • Membangun infrastruktur fisik yang dapat memperlancar arus lalu-lintas barang dan informasi, serta mendorong program industrialisasi yang dapat menarik industri lanjutan (PMDN, PMA, dan Perusahaan Global) untuk berinvestasi di Indonesia.
  • Memperluas permintaan domestik di luar barang-barang konsumsi, serta memanfaatkan pasar regional.
  • Memperluas dan meningkatkan industri kreatif dan pariwisata sebagai sumber potensi perekonomian Indonesia yang sangat besar.
  • Pembangunan kawasan-kawasan ekonomi khusus seperti Batam, Bintan, Karimun, Suramadu, Sabang dan berbagai kawasan khusus lainnya.
PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR

Program aksi pemerintah mendatang di bidang pembangunan infrastruktur adalah sebagai berikut:

  • Melanjutkan pelaksanaan dual track strategy dalam pembangunan infrastruktur, yaitu memperluas kesempatan bagi masyarakat (baik swasta nasional maupun asing) untuk berpartisipasi secara transparan, adil, bebas dari kepentingan kelompok, bersih, dan kompetitif dalam pembangunan dan pengoperasian kegiatan infrastruktur.
  • Menjamin akses masyarakat terhadap jasa kegiatan infrastruktur, pemerintah tetap akan mempertahankan fungsi regulasi yang fair kepada setiap pelaku dan konsumen.
  • Untuk mendukung partisipasi swasta dan BUMN dalam pembangunan infrastruktur, kebijakan penjaminan resiko oleh pemerintah dapat diberikan secara selektif berdasarkan criteria yang obyektif, matang, terukur, transparan, dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
  • Pelayanan dan akses air bersih dengan harga terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.
  • Melakukan unbundling pembangunan infrastruktur dimana pemerintah akan menanggung pembangunan infrastruktur dasar, sementara badan usaha menanggung pembangunan yang bersifat komersial untuk berbagai infrastruktur penting di daerah.
  • Meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang penggunaannya akan diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur dasar yang sifatnya non komersial.
  • Meningkatkan pembangunan telekomunikasi pita lebar untuk mendekatkan jarak fisik yang berjauhan mengingat Negara Indonesia adalah negara kepulauan.
  • Dalam rangka mengatasi bencana alam banjir diberbagai daerah, pengelolaan sungai beserta daerah tangkapan air akan terus dilakukan, antara lain melalui pembangunan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, Banjir Kanal Jakarta.

PROGRAM AKSI KETAHANAN PANGAN

Program aksi peningkatan pangan meliputi antara lain:

  • Memperbaiki infrastruktur pertanian
  • Meningkatkan kualitas input baik dengan dukungan penelitian dan pengembangan bibit unggul, dan penyuluhan untuk penggunaan secara tepat dan akurat dengan resiko yang dapat dijaga.
  • Memperbaiki kebijakan penyediaan dan subsidi pupuk, agar tidak terjadi kelangkaan, penyelundupan, dan penggunaan pupuk subsidi kepada yang tidak berhak
  • Perbaikan sistem distribusi dan logistik termasuk pergudangan secara terintegrasi dengan memperhatikan supply chain, agar mampu mengurangi gejolak harga dan pasokan secara musiman pada komoditas pangan utama.
  • Perkuatan dan pemberdayaan petani, nelayan, petambak dan menjaga daya beli dan nilai tukar petani dengan menjaga stabilitas harga-harga komoditas yang dapat memberikan keuntungan pada petani namun tidak memberatkan konsumen yang berpendapatan rendah.
  • Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya tawar dan kompetisi (competitive advantage) dari sektor pertanian di pasar regional dan dunia, terutama pada komoditas yang merupakan produk utama dan terbesar di kawasan Asia dan dunia seperti CPO, Kayu manis, dll.
  • Melaksanakan kebijakan pengembangan industri hilir pertanian dengan penciptaan iklim investasi yang baik dan bila perlu diberikan insentif (fiskal) bagi pengembangannya.
  • Penyediaan informasi secara transparan tentang harga pasar dari hasil panen yang akurat dan up to date kepada petani dan nelayan, harga dan ketersediaan pupuk, peringatan dini cuaca dan wabah sehingga petani dapat lebih cerdas dalam menentukan tindakannya.

PROGRAM AKSI KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN ENERGI

Program aksi dalam sektor energi adalah sebagai berikut:

  • Mendorong diversifikasi penggunaan energi domestik kepada gas alam dan batubara. Program ini akan mengurangi tekanan tambahan permintaan pada sumber energi minyak bumi.
  • Program aksi peningkatan kemandirian energi akan dilakukan secara integratif antara penguasaan teknologi energi, pembangunan infrastruktur, kebijakan harga, dan insentif di dalamnya.
  • Meningkatkan daya tarik dan kepastian investasi untuk eksplorasi dan produksi di bidang pertambangan dan energi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sektor energi.
  • Meningkatkan transparansi, tata kelola, dan menghilangkan korupsi dan biaya yang tidak efisien di sektor hulu energi.
  • Meningkatkan kompetisi yang sehat dan transparan di sektor hilir energi, agar tercapai pelayanan yang baik dan harga yang rasional dan terjangkau bagi masyarakat luas.
  • Melaksanakan kebijakan pengembangan dan pemakaian energy terbarukan (renewable energy) yang konsisten dan sesuai dengan partispasi dan tanggung jawab Indonesia dalam agenda global untuk mencegah pemburukan iklim dunia (climate change) dan memperkuat ketahan energi nasional.
  • Meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian sektor energi untuk menghasilkan sumber-sumber energi baru non-konvensional, meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan penurunan emisi karbon.
  • Peningkatan efisiensi energi untuk mendorong perekonomian, peningakatan kesejahteraan dan memperbaiki daya saing.
  • Peningkatan diversifikasi, distribusi serta akses energi sehingga setiap rakyat Indonesia mampu memperoleh energi sesuai kebutuhan dan kemampuan daya belinya.

PROGRAM AKSI PERBAIKAN DAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

Program aksi itu terdiri dari:

  • Meneruskan reformasi birokrasi di lembaga-lembaga pemerintah (departemen dan lembaga serta pemerintah daerah) secara bertahap, terukur dan terus dijaga kualitas hasil kinerjanya serta pertangungjawaban publik.
  • Program perbaikan peraturan yang menyangkut rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel dan berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sispil.
  • Meningkatkan kinerja dengan memperbaiki prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali struktur organisasi agar makin efisien dan efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan.
  • Memperbaiki remunerasi sehingga makin mencerminkan resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan berimbang.
  • Memperbaiki sistem dan tunjangan pensiun agar mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap dapat dipenuhi oleh kemampuan anggaran.
  • Melakukan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin dan hukuman yang tegas bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan minimum yang diketahui masyarakat beserta pemantauan pelaksanaannya oleh masyarakat.

PROGRAM AKSI PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI

Penegakan pilar demokrasi akan diimplementasi melalui program aksi penguatan sistem demokrasi yang meliputi:

  • Mengatur kembali hubungan eksekutif dan legislatif sehingga dapat menjalankan fungsi legislasi, pengawasan dan fungsi anggaran yang efektif dan seimbang dan terbentuk suatu system yang dapat melancarkan tujuan bernegara secara bermartabat.
  • Memperbaiki peraturan dan penyelenggaran Pemilu dan Pilkada, agar tercapai Pemilu yang jujur, adil, dan dapat menghindarkan warga negara yang kehilanggan hak untuk berpartisipasi dalam Pemilu.
  • Memperbaiki administrasi, penganggaran, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemilu agar terjadi kepastian dan efisiensi kerja insitusi penyelenggara pemilu tanpa mengorbankan kualitas pemilu.
  • Mengembangkan substansi demokrasi, yaitu nilai-nilai hakiki seperti kebebasan, penegakan hukum, keadilan dan rasa tanggung jawab.

PROGRAM AKSI PENEGAKAN HUKUM

Implementasi agenda reformasi penegakan hukum akan dilakukan ke dalam dua program aksi yaitu reformasi penegakan hukum (rule of law) dan penegakan ketertiban umum, dengan cara:

  • Memperbaiki law enforcement.
  • Memperkuat kinerja dan pengawasan kepolisian dan kejaksaan melalui reformasi kepolisian dan kejaksaan, perbaikan kinerja kepolisian dan kejaksaan di daerah, baik melalui program quick win maupun perbaikan struktural menyeluruh dan komprehensif pada kepolisian dan kejaksaan.
  • Meninjau ulang dan memperbaiki peraturan yang menyangkut penegakan hukum termasuk pengaturan hak-hak polisi, peraturan-peraturan pelaporan, dan aturan pelayanan dari aparat penegak hukum.
  • Mendukung perbaikan adminsitrasi dan anggaran di Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya.
  • Pencegahan dan penindakan korupsi secara konsisten dan tanpa tebang pilih.

PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN

Program aksi yang inklusif dan berkeadilan meliputi:

  • Penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dengan perluasan akses kredit untuk UMKM termasuk dan utamanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), penciptaan dan pendidikan bagi para pengusaha (enterpreneur) baru di tingkat kecil dan menengah di daerah-daerah, mendukung inovasi dan kreativitas masyarakat dan pengusaha dalam menciptakan produk, mengemas, memasarkan dan memelihara kesinambungan dalam persaingan yang sehat.
  • Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan melakukan terus menerus perbaikan kebijakan transfer anggaran kedaerah melalui Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana otonomi khusus (otsus).
  • Mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal dan daerah perbatasan terluar dan terpencil dengan pemberian anggaran yang cukup bagi pembangunan infrastruktur dan pos penjagaan terluar.
  • Mengurangi kesenjangan jender dengan meningkatkan kebijakan pemihakan kepada perempuan dan pengarusutamaan jender dalam strategi pembangunan.

PROGRAM AKSI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Progam di bidang lingkungan hidup bertujuan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, menjaga kelestarian alam, dan menjaga kesinambungan daya dukung alam terhadap aktivitas ekonomi dan masyarakat.

  • Memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan dan mencegah bencana alam dengan melakukan reboisasi, penghutanan kembali, dan perbaikan daerah aliran sungai.
  • Mengembangkan strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak perubahan iklim globalkhususnya melalui upaya pengurangan emisi karbon- baik di sektor kehutanan, energi, transportasi, kelautan, dan pertanian.
  • Mengajak seluruh masyarakat luas, rumah tangga maupun dunia usaha untuk aktif menjaga lingkungan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN

Pengembangan budaya ditujukan untuk menciptakan masyarakat dan bangsa Indonesia yang memiliki budaya dan peradaban luhur dan mampu menjaga jati diri ditengah pergaulan global.

  • Menjaga suasana kebebasan kreatif dibidang seni dan keilmuan.
  • Menyediakan prasarana untuk mendukung kegiatan kebudayaan dan keilmuan yang bersifat non-komersial
  • Memberikan insentif kepada kegiatan kesenian dan keilmuan untuk mengembangkan kualitas seni dan budaya serta melestarikan warisan kebudayaan lokal dan nasional, modern dan tradisional

Versi lengkap visi dan misi dalam bentuk pdf dari Media Center KPU dapat di download di sini.